Manajemen Transponder
Manajemen transponder merupakan pengeleolaan transponder untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam artian kualitas, kapasitas, gangguan dan sumber daya di G/S yang maksimal. Transponder merupakan pembagian beberapa renge frekuensi yang digunakan untuk kepentingan tertentu.
PRINSIP DASAR TM
- Single carrier dapat beroperasi pada titik saturasi
- Multi carrier beroperasi pada daerah linear
a. Menghindari intermopdulasi yang mengganggu
b. Menghindari kenaikan noise floor
B. Total PWR = TOTAL BW
C. Tidak Terjadi Interferensi (sebagai pengganggu maupun terganggu)
Utilisasi PWR dan BW seimbang. Definisi 100% EIRP pada single carrier adalah pada titik saturasi, definisi 100% EIRP pada multi cariier adalah pada daerah linear. EIRP pada penyewaan transponder adalah :
- PWR(100% Multi Carrier)- 10 log (BW yang disewa/36Mhz)- EIRP density : EIRP- 10 log(BW)
Total power = Total BW
Dalam setiap frekuensi transponder tidak boleh terjadi interferensi antar frekuensi tersebut. Jika terjadi interferensi maka akan mengganggu frekuensi transponder lain. Interferensi yang terjadi biasanya :
Internferensi internal :
a. Intermodulasi
- Beroperasi di daerah liner
- Menempatkan cariier dengan Eirp density yang tidak banyak perbedaan
b. Adjacent carrier
- Spacing antara carrier yang memadai
c. Cross polarisasi
- Xpol Isolation > 30 Db
Interferensi external :
- Arah uplink
Mengatur SFD sedekat mungkin dengan network satelit tetangga
Menggunakan antena dengan Off Axis Gaim : 29-25 x log (tetha)
Membatasi EIRP (e/s) Density < -47 dBW/Hz
- Arah downlink
Menggunakan antena dengan Off Axis Gain : 29-25 x log (tetha)
Membatasi EIRP (s/c) Density < parameter densiti tiap satelit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar