Main Nav

Kamis, 11 Oktober 2012

MANAJEMEN TRANSPONDER


Manajemen  Transponder

Manajemen  transponder  merupakan  pengeleolaan  transponder  untuk  mendapatkan hasil  yang optimal  dalam  artian  kualitas,  kapasitas,  gangguan  dan  sumber  daya  di  G/S yang  maksimal.  Transponder  merupakan  pembagian  beberapa  renge  frekuensi  yang digunakan untuk kepentingan tertentu.

PRINSIP DASAR TM
A. Titik Operasi yg Benar
     - Single carrier dapat beroperasi pada titik saturasi
     - Multi carrier beroperasi pada daerah linear
            a. Menghindari intermopdulasi yang mengganggu
            b. Menghindari kenaikan noise floor

B. Total PWR = TOTAL BW
C. Tidak Terjadi Interferensi (sebagai pengganggu maupun terganggu)
   Utilisasi PWR dan BW seimbang. Definisi 100% EIRP pada single carrier adalah pada titik   saturasi,  definisi  100%  EIRP  pada  multi  cariier  adalah  pada  daerah  linear.  EIRP pada penyewaan transponder adalah : 
     -  PWR(100% Multi Carrier)- 10 log (BW yang disewa/36Mhz)
     -  EIRP density : EIRP- 10 log(BW)

Total power = Total BW 

Dalam  setiap  frekuensi  transponder  tidak  boleh  terjadi  interferensi  antar  frekuensi tersebut. Jika terjadi interferensi maka akan mengganggu frekuensi transponder lain.  Interferensi yang terjadi biasanya : 
Internferensi internal : 
a.  Intermodulasi 
      -  Beroperasi di daerah liner 
      -  Menempatkan cariier dengan Eirp density yang tidak banyak perbedaan 
b.  Adjacent carrier 
      -  Spacing antara carrier yang memadai 
c.  Cross polarisasi 
     -  Xpol Isolation > 30 Db 
Interferensi external : 
a.  Adjacent satellite interface
-  Arah uplink
      Mengatur SFD sedekat mungkin dengan network satelit tetangga
       Menggunakan antena dengan Off Axis Gaim : 29-25 x log (tetha)
       Membatasi EIRP (e/s) Density < -47 dBW/Hz
-  Arah downlink
       Menggunakan antena dengan Off Axis Gain : 29-25 x log (tetha)
       Membatasi EIRP (s/c) Density < parameter densiti tiap satelit.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar