Main Nav

Minggu, 18 November 2012

LAPORAN PKL " INSTALASI VSAT MPLIK"




BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Di Indonesia teknologi komunikasi seperti internet telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat,  terutama sebagai sarana untuk berbisnis dan berkomunikasi, baik itu komunikasi data, suara, maupun gambar, dengan menggunakan internet segala bentuk informasi dan pengetahuan dapat diperoleh dengan mudah, oleh karena itu dengan teknologi VSAT (Very Small Aperture Terminal) pemerintah berharap semua rakyat Indonesia termasuk masyarakat di daerah pedesaan dapat menggunakan dan memanfaatkan internet.
Dalam pelaksanaannya pemerintah mencetuskan pembuatan VSAT MPLIK (Mobil Pusat Layanan Kecamatan) agar setiap masyarakat, khususnya masyarakat di daerah pedesaan yang tidak terjangkau oleh akses internet dapat mengetahui dan menggunakan internet, dengan dikenalkannya internet pada setiap masyarakat di Indonesia diharapkan akan menambah pengetahuan, wawasan,  dan pola berpikir masyarakat yang lebih maju dan modern.
VSAT MPLIK memiliki disk parabola berdiameter 1,2 m dengan band frekuensi berjenis Ku-Band yang memiliki kapasitas yang relatif besar, dengan banyaknya penggunaan teknologi VSAT seperti VSAT MPLIK maka perlu adanya pemahaman yang lebih mendasar mengenai tata cara pengoperasian VSAT dan penggunaan teknologi VSAT seperti cara instalasi modem dan cara melakukan pointing antena secara benar seperti cara untuk menentukan letak sudut azimuth dan elevation.
Dari latar belakang di atas, penulis mengambil judul Laporan Praktik Kerja Lapangan “INSTALASI VSAT MPLIK (MOBILE PUSAT LAYANAN INTERNET KECAMATAN)”.

  1. TUJUAN
1.      Tujuan Pelaksanaan PKL
Sebagai gambaran bagi mahasiswa tentang dunia kerja yang akan dihadapi ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya, pelaksanaan PKL sendiri memberi wawasan serta pengetahuan kepada mahasiswa mengenai sistem atau pola serta tanggung jawab mereka di dalam suatu perusahaan, selain sebagai wadah ilmu bagi mahasiswa, PKL dapat melatih keterampilan, cara berpikir, kedewasaan serta cara pandang mahasiswa mengenai segala hal, terutama dalam aspek perilaku dan kedisiplinan, dalam pelaksanaan PKL mahasiswa diharapkan mampu dan dapat menggali lebih jauh kemampuan yang telah mereka dapatkan, dengan kegiatan PKL mahasiswa akan menjadi pribadi yang lebih unggul serta memiliki nilai lebih, khususnya ketika memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
2.      Tujuan Pembuatan Laporan
           Sebagai salah satu syarat untuk melengkapi salah satu mata kuliah program Diploma III di AKATEL Sandhy Putra Purwokerto serta sebagai bahan pertimbangan dan penilaian dosen mengenai PKL yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa, dengan dibuatnya laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan atau referensi bagi para mahasiswa lainnya, khususnya bagi mahasiswa yang akan melaksanakan PKL ditempat atau dengan tema yang sama.

C.      RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelaksanaan PKL adalah pada bagian maintenance VSAT, khususnya pada bagian instalasi VSAT MPLIK ( Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan ) yang meliputi pemasangan antena VSAT , setting modem dan pointing antena.

D.    ASPEK UMUM KELEMBAGAAN
1           Visi dan Misi
Visi   : Menjadi  perusahaan multimedia terkemuka di Indonesia.
Misi   :
1.      Memaksimalkan nilai   perusahaan dengan mengembangkan  dan memperkaya portofolio bisnis di industri Informasi, Media  dan Edutainment (IME).
2.      Menjadi Strategic Guidance Holding Company guna  memastikan pertumbuhan dan sinergi yang maksimal di antara  anak perusahaan.
3.      Menjadi kontributor pendapatan utama bagi pemegang saham.[4]
2           Tujuan Strategis
1.      Mencapai target pendapatan senilai Rp10 triliun pada tahun 2015.
2.      Memberikan layanan IME berkualitas prima kepada para pelanggan.
3.      Menjadi role model bagi perusahaan bagi perusahaan di   industri IME di Indonesia.[4]

3   Profil Perusahaan
PT. Multimedia Nusantara (METRA), sejak tahun 2003, mayoritas sahamnya 99,99% dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM). METRA diposisikan oleh TELKOM sebagai Strategic Investment  Company dengan tujuan untuk memperkuat pilar bisnis new wave TELKOM yang berfokus pada industri Informasi, Media, dan Edutaintment (IME). Posisi ini menjadikan METRA menerapkan strategi bertumbuh dengan cara Capture dan Nurture. Strategi Capture dilakukan untuk mempersingkat waktu penyediaan portofolio dan strategi Nurture dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak ada perusahaan sejenis di pasar dan METRA Group memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis tersebut.
 Portofolio bisnis yang dikelola METRA Group sampai dengan tahun 2009 terdiri dari : Satellite Data Access Services, e-Payment,  Application Services, IT Managed Service, System Integration, Software Development, e-Commerce, Content, Contact  Center, Directory Services, Pay Televisition dan akan terus bertumbuh seiring dengan aksi korporasi yang dilakukan METRA. METRA memiliki lima anak perusahaan yaitu : PT.Finnet Indonesia, PT.Sigma Cipta Caraka, PT.Indonusa Telemedia, PT.METRA-NET dan PT.Infomedia Nusantara. Portofolio perusahaan, disamping dikelola oleh anak perusahaan, juga dikelola melalui Strategic Business Unit (SBU), yaitu METRASAT dan METRASYS. Berikut merupakan komposisi saham di anak perusahaan dan SBU
Gambar 1.1 Komposisi Saham Di Anak Perusahaan dan SBU METRA[4]
METRA menambah portofolio Integration Services dan SAP Consulting dengan lisensi dari SAP AG sebagai SAP Service Partner  yang dikelola oleh METRASYS. Sejak awal tahun 2009, METRA melakukan transformasi pengorganisasian portofolio perusahaan melalui proses yang berkesinambungan.  Dengan milestone pencapaian tahunan, di mulai tahun 2009 sebagai tahap awal organisasi holding yang fokus pada penyusunan tatakelola perusahaan, pengawakan organisasi dan menjalankan fungsi- fungsi penilaian anak  perusahaan dan Strategic Business Unit.
Tahun 2010 difokuskan pada realisasi sinergi go tomarket allignment dan integrasi layanan didalam cakupan TELKOM Group. Tahun 2011 dan seterusnya direncanakan bahwa METRA telah sampai pada posisi Strategic Guidance Holding Company untuk pengelolaan anak perusahaan dan Strategic Business Unit. Strategi Capture dan Nurture serta transformasi menjadi perusahaan holding dilakukan untuk  memperkuat pilar organisasi dan bisnis dalam menjalankan posisi sebagai Strategic Investment Company.
4.      Unit – Unit Kerja
Struktur Organisasi PT. Multimedia Nusantara (Metra) dapat digambarkan sebagai berikut :
Struktur Organisasi Strategic Business Unit METRASAT
1. Susunan Komisaris
a)    Presiden Komisaris                                  : Indra Utoyo
b)   Komisaris                                                 : Freddy Traini, Joddy                                                                               Hernady, Teguh Wahyono,                                                                             Arko Maryono
2.      Susunan Direktur
a)    Presiden Direktur                                     : Budi Siswanto
b)   Direktur Corporate Business Portfolio    : Herfini Haryono
c)    Direktur Corporate Investment                : Rinaldy Buchari
Direktur Corporate Portfolio Planning    : Harry John[2]

  1. METODE PENULISAN LAPORAN
Dalam penulisan laporan penulis  memperoleh data dengan menggunakan beberapa metode yaitu :
1.    Metode Praktikum
Metode ini dilakukan dengan cara praktik langsung di lapangan dengan team atau individu di bawah bimbingan serta arahan dari karyawan ataupun pembimbing lapangan.
2.    Metode Wawancara
Metode ini dilakukan dengan mengadakan wawancara langsung  pada saat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan kepada pembimbing lapangan dan orang orang yang sudah kompeten di bidangnya.
3.    Kajian Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara pengumpulan kajian - kajian dan data - data yang berkaitan dengan masalah - masalah yang berkaitan dengan Antena VSAT, pointing, dan satelit. Baik dari internet, buku, jurnal, maupun media lainnya.

F.     SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
Untuk mempermudah pemahaman laporan kegiatan ini, maka laporan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan PKL, ruang lingkup PKL, aspek umum kelembagaan, metode penulisan laporan, dan sistematika pulisan laporan.
BAB II DASAR TEORI
Berisi penjelasan mengenai teknologi VSAT, komponen – komponen VSAT, jenis - jenis satelit, Antena Gain Roll - Off, Penguatan, Redaman dan Impedansi Kabel Coaxial, MLIK, dan pointing antena.
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang MPLIK di PT.TUGASANDA, pembahasan tentang tata cara instalsi VSAT MPLIK, cara mencari sudut azimuth dan elevation pada Modem HN 7740S dan penjelasan mengenai cara melakukan pointing pada antena VSAT MPLIK.
BAB IV PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan sara dari praktik yang telah dilakukan.


 BAB II
LANDASAN TEORI

A.    VSAT (VERY SMALL APERTURE TERMINAL)
VSAT merupakan sebuah teknologi yang memanfaatkan pancaran gelombang radio untuk melakukan pengiriman dan Penerimaan informasi (data, gambar, video, maupun suara). VSAT  merupakan terminal berbentuk antena parabola berdiameter antara 0,9 m sampai dengan 3,8 m, pada saat antena VSAT mengirimkan sebuah informasi ke satelit, maka informasi yang diterima oleh satelit akan dipantulkan atau dikirimkan ke terminal yang dituju dengan atau tanpa melewati satelit lain.
Teknologi VSAT memiliki beberapa keunggulan antara lain : dapat menjangkau wilayah yang sangat jauh, memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena merupakan jaringan pribadi, fleksibel dalam teknologi karena mudah dihubungkan dengan layanan VSAT,  mudah digunakan dan harganya yang murah.
Selain memiliki banyak keunggulan teknologi VSAT juga memiliki beberapa kekurangan antara lain rentan terhadap gangguan dari luar (hujan dan petir, terutama untuk frekuensi yang tinggi), adanya interferensi dari satelit tetangga dan terrestrial microwave, VSAT sendiri terdiri dari dari beberapa komponen penyusun yaitu : Hub Station dan Remote Station, Hub station memiliki kegunaan untuk mengontrol segala aktifitas dalam jaringan sedangkan untuk Remote Station sendiri terdiri dari dari 2 bagian yaitu : 1). Outdoor Unit (ODU) terdiri dari antena, radio frequency transceiver (RFT), solid state power amplifier (SSPA), low noise amplifier (LNA), power supply, 2). Indoor Unit (IDU)  terdiri dari modem dan multiplexer.



B.     KOMPONEN VSAT
1.      Hub Station
Hub Station berfungsi untuk mengontrol seluruh operasi jaringan komunikasi. Pada hub station terdapat sebuah Server Network Management System (NMS) yang berfungsi untuk memberikan akses pada operator jaringan untuk memonitor dan mengontrol sebuh jaringan komunikasi melalui integrasi perangkat keras dan komponen - komponen perangkat lunak. Operator jaringan dapat memonitor, memodifikasi dan mendownload informasi konfigurasi individual ke masing - masing VSAT.
Gambar 2.1 Sistem Hub VSAT[7]
2.      Remote Station
Gambar 2.2 Komponen Remote VSAT[7]
Sebuah remote VSAT memiliki komponen - komponen sebagai berikut :
2.1 Outdoor Unit (ODU)
ODU terdiri dari dua bagian yaitu : antena dan Radio Frequency Transmitter (RFT).    
2.1.1    Antena
Antena  berfungsi untuk memancarkan dan menerima gelombang radio RF. Antena yang dipakai dalam komunikasi VSAT yaitu sebuah solid dish antenna yang memiliki bentuk parabola. Fungsi antena pada komunikasi VSAT adalah sebagai berikut.
a.     Memancarkan gelombang radio RF dari stasiun bumi ke satelit dengan frekuensinya antara 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz.
b.     Menerima gelombang radio RF dari satelit ke stasiun bumi dengan frekuensinya antara 3,7 GHz sampai dengan 4,2 GHz.
Bagian antena terdiri atas reflektor, feedhorn, dan penyangga. Ukuran piringan antena atau dish VSAT berkisar antara 0,9 - 3,8 meter. Ukuran dish sebanding dengan kemampuan antena untuk menguatkan sinyal.[7]
Gambar 2.3 Antena VSAT[7]
Feedhorn dipasang pada frame antena pada titik fokusnya dengan bantuan lengan penyangga. Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan ke arah piringan antena atau mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut. Feedhorn terdiri atas sebuah larik komponen pasif microwave.
Pada prinsipnya suatu antena parabola stasiun bumi memiliki beberapa persyaratan, antara lain :
1.      Mempunyai gain/penguatan,
2.      Mempunyai efesiensi yang tinggi,
3.      Mempunyai level side lobe yang rendah,
4.      Mempunyai noise temperature yang relatif rendah,
5.      Mempunyai pengarahan antena yang akurat dan mudah digerakkan.
2.1.2    Radio Frequency Transmitter (RFT)
RFT dipasang pada frame antena dan dihubungkan secara internal ke feedhorn. RFT terdiri atas :
2.1.2.1  Low Noise Amplifiers (LNA)
LNA  berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang datang dari satelit melalui antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar (500 MHz). Lemahnya sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA disebabkan oleh faktor berikut :
§  Jauhnya letak satelit, sehingga mengalami redaman yang cukup besar disepanjang lintasannya.
§  Keterbatasan daya yang dipancarkan oleh satelit untuk mencakup wilayah yang luas.
2.1.2.2  Solid State Power Amplifier (SSPA)
SSPA berfungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada jarak yang jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar (transmit side) yang merupakan penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam orde Gega Hertz. Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band frekuensi 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz dari Ground Communication Equipment (GCE) pada suatu level tertentu yang jika digabungkan dengan gain antena akan menghasilkan daya pancar (EIRP) yang dikehendaki ke satelit. Ada hal yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan penguat daya frekuensi tinggi , diantaranya :
§  Besar daya output yang dihasilkan
§  Lebar band frekuensi yang harus dicakup
§  Pengaruh intermodulasi yang muncul
§  Input dan output Back - off
2.1.3        Up / Down Converter
Perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu sebagai up converter dan sebagai down converter.
a.      Up Converter
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate frequency (IF) atau sinyal frekuensi menengah dengan frekuensi center sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF Up link (5,925 – 6,425 GHz). Up Converter digunakan untuk melakukan pengaturan frekuensi agar bisa memancar tepat ke transponder tertentu satelit. Jenis Up Converter yang umumnya digunakan di stasiun bumi adalah Dual Conversion.[5]
b.   Down Converter
        Berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF Down link (3,7 MHz – 4,2 MHz) menjadi sinyal Intermediate Frequency (IF) dengan frekuensi center sebesar 70 MHz, memberikan penguatan sinyal IF, melakukan pengaturan frekuensi agar bisa menangkap tepat ke transponder satelit tertentu. [5]
2.2      Indoor Unit (IDU)
Modem VSAT merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai modulator dan demodulator. Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi kedalam sinyal IF pembawa yang dihasilkan oleh synthesiser. Frekuensi IF besarnya mulai dari 52 MHz sampai 88 MHz dengan frekuensi center 70 MHz. Sedangkan demodulasi adalah proses memisahkan sinyal informasi digital dari sinyal IF dan meneruskannya ke perangkat teresterial yang ada. Teknik Modulasi yang dipakai dalam modem satelit yaitu modulasi dengan sistem PSK ( Phase Shift keying ).[7]
Description: Contoh Modem Satelit
Gambar 2.4 Modem Satelit[7]
Fungsi dari modem sebagai modulator dan demodulator yaitu :
a.      Modulator
Modulator berfungsi untuk mencampurkan sinyal informasi digital dari perangkat teresterial kedalam sinyal IF 70 MHz yang dihasilkan dari dalam modem.[7]

Description: Diagram Blok Modulator
Gambar 2.5 Diagaram Blok Modulator[7]
Pada proses modulasi sinyal data masuk melalu port Interface  kemudian diteruskan ke bagian Digital to Analog Converter dan diubah menjadi sinyal analog I dan sinyal Q. Sinyal I dan sinyal Q mempunyai amplitude yang sama tetapi memiliki fase yang berbeda. Sinyal I & Q diperkuat, difilter kemudian dicampur dengan sinyal IF dari sinthesizer sehingga dihasilkan sinyal IF termodulasi. Sinyal IF kemudian dikuatkan dan diatur powernya oleh bagian TX control dan kemudian diteruskan ke port IF Output di bagian belakang modem.[7]
a.       Demodulator
Demodulator menerima sinyal dari RFT dalam range frekuensi IF dan melakukan demodulasi pada sinyal untuk memisahkan user traffic signal dari carrier.[7]

Description: Digram blok Demodulator

Gambar 2.6 Diagram Blok Demodulator[7]
Pada proses demodulasi, sinyal IF yang diterima di masukan ke rangkain AGC. Rangkaian AGC ini berfungsi untuk mengatur kekuatan sinyal IF yang akan didemodulasi. Rangkain AGC dikontrol oleh bagian A/D converter. Sinyal IF yang sudah disesuaikan level-nya kemudian dicampur dengan sinyal dari sintisiser sehingga menghasilkan sinyal I dan sinyal Q. Kemudian sinyal ini dikuatkan dan difilter, setelah itu sinyal I & Q masuk ke bagian A/ D converter sehingga didapatkan sinyal data digital, kemudian sinyal data digital diteruskan ke bagian interface dan diteruskan ke port interface. Pemilihan modem VSAT menentukan jenis teknologi VSAT yang digunakan. Sebuah modem dispesifikasikan berdasar teknik akses, protokol-protokol yang dapat ditangani, dan banyak interface port yang dapat didukung
C.    SATELIT
Satelit Geostasioner merupakan segmen angkasa pendukung layanan VSAT. Orbit ideal untuk satelit komunikasi adalah geostasioner, atau yang relatif statis terhadap bumi. Satelit yang digunakan untuk komunikasi hampir selalu berada pada orbit geostasioner secara eksklusif, berlokasi sekitar 36.000 km di atas permukaan bumi. Oleh karenanya disebut Satelit geostasioner karena satelit tersebut selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya.
Gambar 2.7 Visual Satelit Indonesia[7]
Sesuai dengan kesepakatan International Telecommunication Union (ITU), untuk menghindari terjadinya interferensi, setiap satelit ditempatkan dengan jarak dua derajat terpisah sehingga jumlah satelit maksimum yang dapat dioperasikan sebanyak 180 satelit. Bagaimana pun, dengan pandangan untuk memaksimalkan penggunaan slot orbital, penempatan satelit secara bersama - sama dilakukan secara menyebar. Penempatan satelit secara bersama - sama dipisahkan 0,1 derajat di angkasa atau hampir sekitar 30 km. Interferensi sinyal dari penempatan satelit bersamaan dicegah dengan menggunakan polarisasi ortogonal.
Pada saat bersamaan perlengkapan stasiun bumi dapat menerima sinyal dari dua lokasi satelit tanpa orientasi ulang dari antena. Sinyal dapat di-diferensiasikan berdasarkan polarisasinya. Segmen angkasa tersedia dari organisasi yang telah mendapatkan satelit, mengatur peluncuran, dan memimpin tes awal dalam orbit dan kemudian mengoperasikan satelit-satelit ini secara komersial.

Tabel 2.1 Band Frekuensi pada Sistem Komunikasi Satelit[8]
Pada komunikasi VSAT ada yang disebut up link dan down link. Up link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari stasiun bumi ke satelit. Down link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari satelit ke stasiun bumi .
Gambar 2.8 Up Link dan Down Link [7]
Di dunia Internasional, Ku-Band adalah band frekuensi yang populer. Ku-Band dapat mendukung trafik dengan ukuran antena yang lebih kecil dibandingkan C-Band atau Ext-C-Band. Tapi Ku-Band tidak tahan terhadap curah hujan tinggi sehingga tidak sesuai untuk digunakan di daerah Asia Tenggara. Keunggulan dan kekurangan masing-masing band frekuensi tersebut secara rinci adalah seperti berikut :   

Tabel 2.2 Keunggulan dan Kekurangan Masing - Masing Band Frekuensi[7]
Pada intinya satelit menyediakan dua sumber daya, yaitu bandwidth dan tenaga amplifikasi. Pada kebanyakan jaringan VSAT, tenaga memiliki sumber daya yang lebih terbatas dibandingkan dengan bandwidth dalam transponder satelit.

D.    ANTENA GAIN ROLL - OFF, PENGUATAN, REDAMAN DAN IMPEDANSI KABEL COAXIAL
1.      Antena Gain Roll-Off
Antena gain roll-off adalah berkurangnya nilai Gain antena sebagai akibat adanya penyimpangan arah antena dari arah yang sebenarnya (boresight). Nilai Gain Roll-Out dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
∆G  = - 0,027 (b.f.d)2 .................................(2.1) [6]
Keterangan :
b     = Besarnya Penyimpangan Sudut.
f      = Frekuensi (GHz)
d     = Diameter Antena (m). [6]

Gambar 2.9 Penyimpangan Sudut Antena dan Grafik Antena
Gain Roll - off vs Boresight Angle[6]

2.      Penguatan / Gain antena parabola
Besarnya penguatan / gain antena parabola dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :
G = η (π.d/λ)2......................................(2.2)[6]
Keterangan :          
η = Efisiensi Antena (50 % - 70 %)
d = Diameter Antena (m)
λ = Panjang Gelombang
Dari rumus diatas didapat rumus di bawah ini :
G (dBi) = 20.4 + 10 log η + 20 log f + 20 log d ...............(2.2) [6]
Keterangan :
f = Frekuensi dalam GHz
d = Diameter Antena (m). [6]
3.      Redaman dan Impedansi Kabel Coaxial
Kabel coaxial merupakan kabel yang digunakan pada sistem transmisi di stasiun bumi, kabel ini sangat cocok digunakan pada transmisi ini karena kemampuannya mentransmisikan data yang mempunyai frekuensi tinggi. Kabel coaxial mempunyai 2 buah konduktor, yaitu konduktor inner dan konduktor outer. Sebagai contoh, perhitungan redaman dan impedansi dengan diameter konduktor inner = 2a (mm) dan diameter konduktor outer = 2b (mm) dengan f = Frekuensi .
Gambar 2.10 Struktur kabel coaxial [6]
Besarnya redaman (loss) kabel coaxial adalah :
........................... (2.3) [6]



Sedangkan besarnya impedansi adalah :

)  ....................................  (2.4) [6]

E.     MPLIK (MOBIL PUSAT LAYANAN INTERNET KECAMATAN)
MPLIK merupakan mobil pusat layanan internet yang difungsikan untuk memberikan jasa layanan internet kepada seluruh masyarakat dalam lingkup satu kecamatan, untuk setiap kecamatan akan didistribusikan satu buah MPLIK oleh pemerintah. Untuk di daerah Jawa Tengah sendiri salah satu perusahaan atau industri yang diberikan kepercayaan untuk mengelola pembuatan MPLIK adalah PT.TUGASANDA yang berada di Surabaya yang dibantu oleh PT.METRA sebagai staf ahli dalam pemasangan dan instalasi VSAT MPLIK, di dalam MPLIK berisikan sebuah antena VSAT 1,2 m, Modem HN 7740S, 6 buah notebook, 1 server, switch, UPS (Unit Power Supply), DVD (digital video disc) player, kursi, meja, TV (Televisi) LCD (Light Emiting Dioda) dan Genset untuk menyediakan listrik cadangan jika listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) mati.
Dengan adanya MPLIK diharapkan setiap orang dapat menikmati fasilitas internet dengan biaya murah, terutama bagi pelajar dengan adanya MPLIK ini di diharapkan akan membantu dalam proses pembelajaran dan mengatasi kendala biaya operasional sekolah dalam memenuhi kebutuhan dan peralatan komputer bagi para pelajar.

F.     POINTING ANTENA
Pointing adalah proses pengarahan antena stasiun bumi menuju posisi satelit sehingga didapat sinyal yang maksimum. Untuk dapat melakukan pointing maka perlu adanya pengaturan sudut azimuth dan elevasi, sudut azimuth adalah sudut yang menghasilkan dengan memutar sebuah sumbu yang tegak lurus dengan bidang horizontal searah putaran jarum jam, dengan titik utara sejati sebagai titik referensi (nol perhitungan).
Sedangkan sudut elevasi  sudut yang dihasilkan dengan memutar sebuah sumbu sejajar dengan bidang horizontal, dengan bidang horizontal sebagai titik fererensi (nol perhitungan).
Rumus menentukan besar sudut azimuth (A) :
(A)  = arc tan ((tan b/sin c)).............................................(2.5)[2]
Keterangan :
        A = azimuth ke arah satelit
        b  = longitude stasiun bumi (SB) – longitude satelit
c = latitude stasiun bumi (SB)
Rumus menentukansudut elevasi (E) :
(E) = arc tan ((cos d – 0,151269)/(sin d))..........................(2.6)[2]
Keterangan :
        d = arc eos ( cos c – cos b )
        E = sudut elevasi
        b = latitude stasiun bumi (SB) – longitude satelit
        c = latitude stasiun bumi (SB)



Gambar 2.11 Arah putaran sudut azimuth dan elevasi pada antena.[3]
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada pelaksanaan PKL yang dilaksanakan pada tanggal 2 Juli sampai 31 Juli 2012 di Hub PT.METRASAT Surabaya, Hub Surabaya sendiri berfungsi untuk mengontrol jaringan VSAT agar berada dalam performasi yang maksimal, selain memelihara jaringan VSAT Hub Surabaya juga berkerja sebagai penyedia jasa layanan VSAT di daerah Surabaya dan sekitarnya. Pada tanggal 15 Juli sampai 25 Juli 2012 pelaksanaan PKL di Hub Surabaya dipindah tugaskan ke PT.TUGASANDA Surabaya untuk membantu perakitan dan instalasi antena VSAT MPLIK (Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan) berdiameter 1,2 m..
Karyawan dari PT.METRASAT di PT.TUGASANDA bertugas untuk menguruss dan mengecek semua barang keperluan VSAT MPLIK seperti dish antena,  feedhorn, LNB (Low Noise Block), kabel koaksial, modem dan penyangga antena, selain mengurus keperluan VSAT karyawan PT.METRASAT memiliki tanggaung jawab untuk merakit dan melakukan instalasi antena VSAT dengan modem HN 7740S  agar dapat bekerja dengan baik.
Sebelum melakukan pemasangan antena VSAT maka LNB dan feedhorn terlebih dahulu dirakit, setelah selesai barulah melakukan pemasangan penyangga antena, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan dish parabola dan feedhorn serta LNB, jika pemasangan antena VSAT selesai, dilanjutkan dengan proses instalasi dan pengecekan modem yang dilanjutkan dengan proses pointing sebagai uji akhir untuk melihat fungsi dan kinerja antena yang telah dibuat dapat bekerja dengan baik atau tidak.
Pada proses pointing ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti sudut kemiringan antena dan pemasangan masing – masing kabel antara PC (Personal Computer), modem dan antena VSAT, untuk melakukan pointing antena maka harus diketahui terlebihdahulu nilai dari sudut elevation dan azimuth antena ke satelit Palapa D, untuk mengetahui sudut elevation dan azimuth dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menggunakan perangkat lunak, melalui situs internet, misalnya www.dishpointer.com atau melalui menu instalation


pada modem dengan menggunakan commond prompt. Jika sudut elevation dan azimuth sudah didapat maka proses pointing  dapat dilakukan dengan mengatur sudut elevation dengan menggunakan angle level dan sudut azimuth dengan menggunakan kompas sampai mencapai nilai SQF lebih dari 80.
Pada laporan praktikum kerja lapangan yang berjudul “INSTALASI VSAT MPLIK” yang berisikan tentang proses pemasangan antena VSAT, instalasi VSAT MPLIK dan pointing antena VSAT MPLIK yang dilakukan untuk memastikan antena VSAT yang telah dibuat dapat berfungsi dengan baik dan siap untuk digunakan. Data pada laporan ini diperoleh dengan mengumpulkan data - data yang didapat dari praktik langsung di lapangan bersama dengan karyawan PT.TUGASANDA, data tersebut diperoleh dengan cara bertanya kepada karyawan PT.TUGASANDA, menfoto setiap kegiatan pemasangan dan instalasi antena VSAT, dan membaca buku mengenai pointing antena VSAT.
Untuk melakukan instalasi modem HN 7740S maka perlu beberapa peralatan pendukung yaitu : 1 buah PC (Personal Computer)/ notebook dilengkapi dengan ethernet LAN (Local Area Network), modem HN 7740S , kabel LAN / UTP (Unshielded Twisted Pair), kabel RJ (Registered Jack) 45 dan kabel  koaksial, serta tools lengkap untuk pointing antena seperti tang, kunci inggris dan cutter. Untuk melakukan Instalasi modem HN 7740S maka kabel RJ 45 pada PC/Notebook harus tersambung ke modem pada LAN 1, kemudian dibagian bawah lubang LAN terdapat lubang untuk Power Supply sedangkan di bawah lubang Power Supply pada modem terdapat lubang yang akan disambungkan ke LNB dengan menggunakan kabel koaksial, selanjutnya pada lubang paling pawah modem terdapat lubang yang akan disambungkan dengan BUC (Block Up Converter) dengan kabel koaksial.
Setelah semua kabel tersambung dengan benar seperti pada gambar 3.1 maka proses selanjutnya adalah mengecek konektivitas antara modem dengan notebook yang akan digunakan untuk mengecek kualitas SQF.


Gambar 3.1 Instalsi Pada Modem HN 7740S[9]
Modem digunakan untuk mengubah sinyal gelombang radio menjadi data. Pada sistem VSAT IP (Internet Protocol) data yang dikeluarkan bukan lagi raw data tetapi sudah dalam bentuk paket data IP. Demikian pula sebaliknya, packet data IP yang datang diubah oleh modem ke dalam bentuk gelombang radio. Modem HN7740S yang termasuk jenis modem HN7000S Hughes, merupakan modem dengan Voice over IP (VoIP) yang dirancang untuk menyediakan kemampuan VoIP terpadu, serta kecepatan akses tinggi untuk perusahaan besar, pemerintah, dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Pada saat instalsi modem HN 7740S pastikan semua kabel terpasang dengan benar, karena salah satu kesalahan yang sering terjadi pada saat instalasi modem adalah pada pemasangan kabel koaksial dan RJ 45, kesalahan ini bisa terjadi karena kabel tidak terpasang sesuai dengan lubang kabel atau pada saat pemasangan konektor, ujung kabel koaksial tidak terpasang sempurna atau kendor dan begitu juga pada konektor RJ 45, untuk pemasangan konektor pada lubang LAN tidak boleh dipasang pada LAN 2, karena pada modem HN 7740S sudah tersetting  ke LAN 1,  kemudian salah satu alasan dipakainya modem HN 7740S berjenis Ku-Band adalah karena Ku-Band memiliki kapasitas yang besar dengan uplink antara 14.000 sampai 14.500 GHz dengan downlink antara 10.950 sampai 11.700 GHz, selain itu Ku-Band memiliki disk parabola yang relatif lebih kecil yaitu antara 0,6 sampai 1,8 m. Untuk  antena VSAT MPLIK di PT.TUGASANDA sendiri memakai dish parabola berukuran 1,2 m.
Berikut ini merupakan cara atau prosedur untuk melakukan konfigurasi HN 7740S  untuk melihat Antenna Pointing Values dan  SQF agar dapat melakukan proses pointing. Langkah pertama adalah dengan membuka command prompt > ketik run pada search programs and files atau dengan menekan windows + R > Ketik cmd > ketik ping spasi 192.168.0.1 untuk melihat  apakah modem sudah terkoneksi atau belum ke notebook.

Gambar 3.2 Tampilan pada command prompt setelah menekan menu ping 192.168.0.1
Ping (Packet Internet Groper) merupakan sebuah program yang digunakan untuk mengecek konektivitas jaringan berbasis IP, untuk menjalankan program Ping maka diperlukan sebuah alamat host atau alamat IP tujuan. Pada saat melakukan ping, maka komputer akan mengirimkan data ke alamat IP tujuan sebesar 32 byttes dalam waktu 1 seconds. Pada gambar 3.2 TTL (Time To Live) menandakan berapa lama paket data yang dikirim bisa beredar atau berjalan di dalam jaringan sehinnga network tidak terbebani oleh data tersebut, dengan data 32 bytes, komputer akan mengirimkan 4 buah paket data dan jika komputer menerim kembali ke-4 buah paket data tersebut, maka lost akan menunjukkan nilai 0 seperti pada gambar 3.2.
Setelah melakukan uji konektivitas maka langkah selanjutnya adalah dengan mengetikkan telnet spasi 192.168.0.1 spasi 1953 pada command prompt seperti pada gambar 3.3 dibawah ini.

Gambar 3.3 Tampilan Telnet 192.168.0.1 1953 Pada Command Prompt
Perintah telnet di atas bertujuan agar PC atau notebook bisa terkonfigurasi dengan  modem HN 7740S dengan alamat IP 192.168.0.1 pada port 1953, setelah menuliskan perintah seperti pada gambar 3.3 selanjutnya dengan menekan tombol enter maka notebook akan masuk ke Main menu modem HN 7740S seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.4 Tampilan Main Menu Modem HN 7740S
Pada tampilan awal Main menu akan memperlihatkan sekilas mengenai jenis modem dan hakcipta dari pembuatan modem HN 7740S. Untuk masuk ke dalam menu instalasi dapat dilakukan dengan menekan tombol “i” lalu tekan enter tiga kali, maka akan tampil Main menu seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.5 Tampilan Menu Istalasi Pada Modem HN 7740S
Pada tampilan menu istalasi pada modem HN 7740S seperti gambar 3.5 terlihat beberapa pilihan menu instalasi seperti a). Antenna Pointing – Receiver yang berisikan antena pointing values dan assigned satelite parameter, b). Antenna Pointing – Tansmitter, automatic merupakan pilihan menu yang digunakan jika pointing transmitter pada antena dilakukan secara autimatic, c). Antenna Pointing – Tansmitter,Manual digunakan jika pointing transmitter pada antena dilakukan secara manual, d). Force and Verify Test, e). ODU (Outdoor unit) Connectivity Test digunakan untuk mengecek konektivitas LNB dan BUC, z). Return to Main Menu merupakan perintah untuk mengembalikan ke menu sebelumnya.
Pada paktik ini cukup menggunakan menu pilihan (a) antenna pointing -receiver untuk melakukan pointing VSAT MPLIK, caranya adalah dengan mengetikkan “a” kemudian menekan tombol enter maka akan tampil menu seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.6 Tampilan Menu Antenna Pointing – Receiver
Dari  gambar 3.6  dapat diketahui nilai dari sudut elevation, sudut azimuth dan besar nilai SQF awal, dengan data tersebut  barulah pointing dapat dilakukan. Sebelum melakukan pointing ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar antena VSAT dapat bekerja dengan maksimal yaitu :
  1. LOS (Line of Sight)
LOS merupakan syarat mutlak, dimana posisi antena menghadap ke arah satelit harus bebas dari halangan, baik pohon, bangunan, ataupun kemungkinan lalulalang kendaraan besar.
  1. Pondasi
Tempat dimana antena diletakkan juga harus dipastikan datar dan tidak mudah goyah.
  1. Panjang Kabel
Panjang kabel antara perangkat modem dan antena tidak boleh melebihi ketentuan yang ada pada spesifikasi kabel. Jika lebih panjang, maka kualitas sinyal yang diterima di kedua sisi kabel akan menurun, dan berpengaruh negatif pada komunikasi data.
  1. Temperatur ruangan
Temperatur ruangan yang bagus untuk operasional perangkat modem VSAT adalah antara 18 – 24 derajat Celcius. Untuk mencapai temperaturruang pada angka tersebut sebaiknya digunakan AC (Air conditioning).
  1. Suplai Listrik
Suplai listrik harus dijaga kestabilan tegangannya, yaitu di angka 220 –230 VAC. Perangkat stavol (voltage stabilizer) dapat digunakan untuk mencegah terjadinya spike atau lonjakan tegangan.
  1. Grounding
Grounding diperlukan untuk menyalurkan lonjakan arus yang terjadi akibat kerusakan pada perangkat atau kabel, ataupun akibat petir. Dengan adanya grounding maka arus tinggi tersebut dapat disalurkan ke bumi, sehingga tidak merusak perangkat-perangkat lain yang saling terkoneksi.
Jika semua hal -  hal diatas sudah terpenuhi barulah melakukan pointing,
untuk dapat melakukan pointing maka nilai sudut azimuth, elevasi dan SQF harus diketahui terlebih dahulu seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Gambar 3.7 Tampilan Sudut Elevation, Azimuth dan Nilai SQF
Untuk dapat melaukan pointing maka sudut elevation harus diketahui terlebih dahulu  acaranya adalah dengan  mengurangi nilai pada elevation angle in degres dengan 22,5 seperti pada gambar 3.7  jika diketahui nilai  elevation angle in degres 80,9 ’ maka : 80,9   –  22,5 ‘ =  60,4’ dibulatkan menjadi 60 ‘ (karena antena VSAT MPLIK type offset ), untuk sudut azimuth  seperti pada gambar 3.7 yaitu 1.3 (nilai 1 merupakan arah UTARA (N) sedangkan 3 merupakan derajat kemiringan dari UTARA). Untuk mendapatkan nilai SQF yang maksimal maka poros azimuth dan baut elevasition harus mengarah ke satelit yang dituju yaitu 113 E Palapa D.
Untuk langkah pointing yang pertama yaitu dengan mengatur sudut elevation atau sudut kemiringan antena VSAT berkisar antara 60’ menggunakan angle level dengan menggeser sedikit sudut elavation ke atas atau bawah sampai menemukan kualitas SQF terbaik, sebelum menggunakan angle level pastika angle level bekerja dengan baik, agar sudut elavation menunjukkan sudut yang sesuai maka angle level sebaiknya diletakkan di bagian bawah dish parabola karena jika angle level diletakkan di penyangga dish parabola, ada kemungkinan hasilnya kurang teliti karena penyangga dish parabola biasanya tidak tegak lurus dengan arah dish parabola.
Gambar 3.8 Mengatur Sudut Elevation dengan Angle Level
Pastikan nilai pada angle level mengarah ke sudut 60’ seperti pada gambar 3.8, sebelum melakukan pergeseran pada sudut elevasi pastikan poros elevasi tidak bergoyang dan tegak lurus dengan disk  parabola.
Gambar 3.9 Pengunci Azimuth
Setelah mencari sudut elevasi selanjutnya mencari sudut azimuth dengan mengendorkan pengunci azimuth  seperi gambar 3.9, kemudian dilanjutkan dengan menggeser sudut azimuth ke arah utara lebih 3 derajat ( 113 E Palapa D ) sampai mendapatkan kualitas sinyal atau nilai SQF lebih dari 75 dan jangan lupa untuk mengunci kembali pengunci azimuth.
Pada saat pointing hal yang paling sulit dilakukan adalah mencari posisi sudut elevation dan azimuth untuk mendapatkan nilai SQF lebih dari 75, karena terkadang walau sudut elevation dan azimuth sudah mengarah ke sudut yang sesuai, nilai SQF yang didapat kurang dari 75 atau bahkan tidak berubah sama sekali, itu terjadi dikarenaka beberapa faktor seperti posisi antena yang tidak tegak lurus, kerusakan pada BUC/LNB, arah pancaran antena terhalang oleh pohon atau gedung dan sebagainya, pemasangan kabel instalasi yang kurang bagus atau patah.
Selain hal - hal di atas lamanya waktu pointing antena juga dikarenakan karena kurangnya pengalaman dan ketelitian pada saat pengarahan antena. Jika pada saat pointing nilai SQF lebih dari 75 seperti pada gambar 3.10 maka proses selanjutnya adalah melakukan uji koneksi.
Gambar 3.10 SQF Menunjukkan Nilai 83
Setelah selesai pointing, melakukan force ranging  dan kembali ke menu utama pada console modem di laptop maka 5 lampu akan menyala semua ( LAN, Transmit, Receive, System dan Power ).
1)      LAN menyala menandakan modem terhubung pada komputer melalui kabel UTP/Ethernet LAN.
2)      Transmit menyala menandakan  modem sudah siap mengirim data, indikator  Fungsi Sat out modem dan BUC di antena.
3)      Receive menyala menandakan modem siap menerima data, indikator Fungsi Sat in Modem dan LNB di antena.
4)       Sistem menyala menandakan bahwa modem sudah teremote di Hub (NOC METRASAT), dan sofware modem terdownload.
5)      Power menyala menandakan  modem terhubung dengan daya listrik, indikator fungsi adaptor modem.
Gambar 3.11 Lampu Indikator Pada Modem HN 7740S

Lampu indikator pada modem berfungsi memberikan tanda bahwa modem telah berjalan sampai level yang ada pada indikator tersebut, sehingga jika pada saat proses pointing lampu indikator pada modem tidak menyala semua itu menandakan bahwa modem mengalami gangguan sesuai dengan nyala lampu yang mati. Jika semua lampu pada modem menyala semua dan nilai SQF bagus maka langkah selanjutnya adalah mengecek fungsi antena VSAT tersebut dengan membuka situs atau web seperti facebook dsb, jika internet dapat digunakan dengan lancar maka proses pointing dikatakan sukses.
Gambar 3.12 Uji Antena VSAT


11 komentar:

  1. gan.. inbox filenya donk,, penting buat laporan praktik industri

    BalasHapus
  2. gan kirim juga ya ke @hamzah7x@yahoo.com
    please pntng

    BalasHapus
  3. kirim ke agung_warriors@yahoo.com

    BalasHapus
  4. gan.....
    tolong kirim ke email sya dong gan..
    untuk pedoman sya buat laporan

    rickyandriansaputra5045@gmail.com

    BalasHapus
  5. tolong bantu saya kak kirim filenya dong ke agusarthap@gmail.com

    BalasHapus
  6. gambar2 di halaman ini koq nggak muncul ya...

    BalasHapus
  7. Bisa minta kirim file nya ga bang buat referensi? Kirim ke sini ya kacrutfighter@gmail.com

    BalasHapus
  8. gan.....
    tolong kirim ke email sya dong gan..
    untuk pedoman sya buat laporan

    rianrafi311@gmail.com

    BalasHapus
  9. Gann..
    Tolong kirim keemail rajessuganda05@gmail.com dong gan.. Untukbpedoman buat laporan praktek industri gan, terimaksaih

    BalasHapus
  10. gan untuk alat alat dan material apa yg di butuh kan untuk intalasi vsat apa aja gan,untuk praktek , mhonnkirim email ke fikrirustina32@gmail.com
    terima kasih banyak sebelumnya gan

    BalasHapus