BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia teknologi komunikasi seperti internet
telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat, terutama sebagai sarana untuk berbisnis dan berkomunikasi,
baik itu komunikasi data, suara, maupun gambar, dengan menggunakan internet
segala bentuk informasi dan pengetahuan dapat diperoleh dengan mudah, oleh
karena itu dengan teknologi VSAT (Very
Small Aperture Terminal) pemerintah berharap semua rakyat Indonesia
termasuk masyarakat di daerah pedesaan dapat menggunakan dan memanfaatkan
internet.
Dalam pelaksanaannya pemerintah mencetuskan
pembuatan VSAT MPLIK (Mobil Pusat Layanan Kecamatan) agar setiap masyarakat,
khususnya masyarakat di daerah pedesaan yang tidak terjangkau oleh akses
internet dapat mengetahui dan menggunakan internet, dengan dikenalkannya
internet pada setiap masyarakat di Indonesia diharapkan akan menambah
pengetahuan, wawasan, dan pola berpikir
masyarakat yang lebih maju dan modern.
VSAT MPLIK memiliki disk parabola berdiameter 1,2 m dengan band frekuensi berjenis
Ku-Band yang memiliki kapasitas yang relatif besar, dengan banyaknya penggunaan
teknologi VSAT seperti VSAT MPLIK maka perlu adanya pemahaman yang lebih
mendasar mengenai tata cara pengoperasian VSAT dan penggunaan teknologi VSAT seperti
cara instalasi modem dan cara melakukan pointing
antena secara benar seperti cara untuk menentukan letak sudut azimuth dan elevation.
Dari latar belakang di atas, penulis mengambil judul
Laporan Praktik Kerja Lapangan “INSTALASI VSAT MPLIK (MOBILE PUSAT LAYANAN
INTERNET KECAMATAN)”.
- TUJUAN
1.
Tujuan Pelaksanaan PKL
Sebagai gambaran bagi mahasiswa
tentang dunia kerja yang akan dihadapi ketika memasuki dunia kerja yang
sebenarnya, pelaksanaan PKL sendiri memberi wawasan serta pengetahuan kepada
mahasiswa mengenai sistem atau pola serta tanggung jawab mereka di dalam suatu
perusahaan, selain sebagai wadah ilmu bagi mahasiswa, PKL dapat melatih
keterampilan, cara berpikir, kedewasaan serta cara pandang mahasiswa mengenai
segala hal, terutama dalam aspek perilaku dan kedisiplinan, dalam pelaksanaan
PKL mahasiswa diharapkan mampu dan dapat menggali lebih jauh kemampuan yang
telah mereka dapatkan, dengan kegiatan PKL mahasiswa akan menjadi pribadi yang
lebih unggul serta memiliki nilai lebih, khususnya ketika memasuki dunia kerja
yang sesungguhnya.
2. Tujuan
Pembuatan Laporan
Sebagai
salah satu syarat untuk melengkapi salah satu mata kuliah program Diploma III
di AKATEL Sandhy Putra Purwokerto serta sebagai bahan pertimbangan dan
penilaian dosen mengenai PKL yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa, dengan
dibuatnya laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan atau referensi
bagi para mahasiswa lainnya, khususnya bagi mahasiswa yang akan melaksanakan
PKL ditempat atau dengan tema yang sama.
C.
RUANG
LINGKUP
Ruang lingkup pelaksanaan PKL adalah pada bagian maintenance VSAT, khususnya pada bagian
instalasi VSAT MPLIK ( Mobile Pusat
Layanan Internet Kecamatan ) yang meliputi pemasangan antena VSAT , setting modem dan pointing antena.
D.
ASPEK
UMUM KELEMBAGAAN
1 Visi dan Misi
Visi :
Menjadi perusahaan multimedia terkemuka
di Indonesia.
Misi :
1.
Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengembangkan dan memperkaya portofolio bisnis di industri
Informasi, Media dan Edutainment (IME).
2.
Menjadi Strategic Guidance Holding Company guna memastikan pertumbuhan dan sinergi yang
maksimal di antara anak perusahaan.
3.
Menjadi kontributor pendapatan utama
bagi pemegang saham.[4]
2 Tujuan
Strategis
1.
Mencapai target pendapatan senilai Rp10
triliun pada tahun 2015.
2.
Memberikan layanan IME berkualitas prima
kepada para pelanggan.
3.
Menjadi role model bagi perusahaan bagi perusahaan di industri IME di Indonesia.[4]
3 Profil
Perusahaan
PT. Multimedia Nusantara (METRA), sejak
tahun 2003, mayoritas sahamnya 99,99% dimiliki oleh
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM). METRA diposisikan oleh
TELKOM sebagai Strategic Investment Company dengan tujuan untuk memperkuat
pilar bisnis new wave TELKOM yang
berfokus pada industri Informasi, Media, dan Edutaintment (IME). Posisi ini menjadikan METRA menerapkan strategi
bertumbuh dengan cara Capture dan Nurture. Strategi Capture dilakukan untuk mempersingkat waktu penyediaan portofolio
dan strategi Nurture dilakukan
dengan pertimbangan bahwa tidak ada perusahaan sejenis di pasar dan METRA Group
memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis tersebut.
Portofolio bisnis yang dikelola METRA Group
sampai dengan tahun 2009 terdiri dari : Satellite
Data Access
Services, e-Payment, Application Services, IT
Managed Service, System Integration, Software Development, e-Commerce, Content,
Contact Center, Directory Services,
Pay Televisition
dan akan terus bertumbuh seiring dengan aksi korporasi yang dilakukan METRA.
METRA memiliki lima anak perusahaan yaitu : PT.Finnet Indonesia, PT.Sigma Cipta
Caraka, PT.Indonusa Telemedia, PT.METRA-NET dan PT.Infomedia Nusantara. Portofolio perusahaan, disamping
dikelola oleh anak perusahaan, juga dikelola melalui Strategic Business Unit (SBU), yaitu
METRASAT dan METRASYS. Berikut merupakan komposisi saham di anak perusahaan dan
SBU

Gambar 1.1 Komposisi Saham Di Anak
Perusahaan dan SBU METRA[4]
METRA menambah portofolio Integration Services dan SAP Consulting dengan lisensi dari SAP AG sebagai SAP Service Partner yang dikelola
oleh METRASYS. Sejak awal tahun 2009, METRA
melakukan transformasi pengorganisasian portofolio perusahaan
melalui proses yang berkesinambungan.
Dengan milestone pencapaian
tahunan, di mulai tahun 2009 sebagai tahap awal organisasi holding yang fokus pada penyusunan tatakelola perusahaan, pengawakan
organisasi dan menjalankan fungsi- fungsi penilaian anak perusahaan
dan Strategic Business Unit.
Tahun 2010 difokuskan pada realisasi sinergi go tomarket allignment dan
integrasi layanan didalam cakupan TELKOM Group. Tahun 2011 dan seterusnya direncanakan
bahwa METRA telah sampai pada posisi Strategic
Guidance Holding Company untuk pengelolaan anak perusahaan dan Strategic Business Unit. Strategi Capture dan Nurture serta transformasi menjadi perusahaan holding dilakukan untuk memperkuat pilar organisasi dan
bisnis dalam menjalankan posisi sebagai Strategic
Investment Company.
4. Unit
– Unit Kerja
Struktur Organisasi PT. Multimedia Nusantara (Metra) dapat digambarkan
sebagai berikut :
Struktur
Organisasi Strategic Business Unit
METRASAT
1. Susunan Komisaris
a)
Presiden
Komisaris :
Indra Utoyo
b)
Komisaris :
Freddy Traini, Joddy Hernady, Teguh Wahyono, Arko Maryono
2.
Susunan
Direktur
a)
Presiden
Direktur :
Budi Siswanto
b)
Direktur
Corporate Business Portfolio : Herfini Haryono
c)
Direktur
Corporate Investment : Rinaldy Buchari
Direktur Corporate Portfolio Planning :
Harry John[2]
- METODE
PENULISAN LAPORAN
Dalam penulisan
laporan penulis memperoleh data dengan
menggunakan beberapa metode yaitu :
1. Metode
Praktikum
Metode ini dilakukan dengan cara
praktik langsung di lapangan dengan team
atau individu di bawah bimbingan serta arahan dari karyawan ataupun pembimbing
lapangan.
2. Metode
Wawancara
Metode
ini dilakukan dengan mengadakan wawancara langsung pada saat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
kepada pembimbing lapangan dan orang orang yang sudah kompeten di bidangnya.
3. Kajian
Pustaka
Metode
ini dilakukan dengan cara pengumpulan kajian - kajian dan data - data yang
berkaitan dengan masalah - masalah yang berkaitan dengan Antena VSAT, pointing, dan satelit. Baik dari
internet, buku, jurnal, maupun media lainnya.
F.
SISTEMATIKA
PENULISAN LAPORAN
Untuk mempermudah pemahaman laporan
kegiatan ini, maka laporan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
BAB
I PENDAHULUAN
Berisi
tentang latar belakang, tujuan PKL, ruang lingkup PKL, aspek umum kelembagaan,
metode penulisan laporan, dan sistematika pulisan laporan.
BAB
II DASAR TEORI
Berisi
penjelasan mengenai teknologi VSAT, komponen – komponen VSAT, jenis - jenis
satelit, Antena Gain Roll - Off, Penguatan, Redaman dan Impedansi Kabel Coaxial,
MLIK, dan pointing
antena.
BAB
III ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berisi
tentang MPLIK di PT.TUGASANDA, pembahasan tentang tata cara instalsi VSAT MPLIK,
cara mencari sudut azimuth dan elevation pada Modem HN 7740S dan penjelasan mengenai cara
melakukan pointing pada antena VSAT
MPLIK.
BAB
IV PENUTUP
Berisi
tentang kesimpulan dan sara dari praktik yang telah dilakukan.
LANDASAN TEORI
A.
VSAT (VERY SMALL APERTURE TERMINAL)
VSAT merupakan sebuah teknologi yang memanfaatkan
pancaran gelombang radio untuk melakukan pengiriman dan Penerimaan informasi (data,
gambar, video, maupun suara). VSAT
merupakan terminal berbentuk antena parabola berdiameter antara 0,9 m
sampai dengan 3,8 m, pada saat antena VSAT mengirimkan sebuah informasi ke satelit,
maka informasi yang diterima oleh satelit akan dipantulkan atau dikirimkan ke
terminal yang dituju dengan atau tanpa melewati satelit lain.
Teknologi VSAT memiliki beberapa
keunggulan antara lain : dapat menjangkau wilayah yang sangat jauh, memiliki
tingkat keamanan yang tinggi karena merupakan jaringan pribadi, fleksibel dalam
teknologi karena mudah dihubungkan dengan layanan VSAT, mudah digunakan dan harganya yang murah.
Selain
memiliki banyak keunggulan teknologi VSAT juga memiliki
beberapa kekurangan antara lain rentan terhadap gangguan dari luar (hujan dan
petir, terutama untuk frekuensi yang tinggi), adanya interferensi dari satelit tetangga dan terrestrial microwave, VSAT sendiri terdiri dari dari beberapa
komponen penyusun yaitu : Hub Station dan Remote Station, Hub station
memiliki kegunaan untuk mengontrol segala aktifitas dalam jaringan sedangkan
untuk Remote Station sendiri terdiri dari dari 2 bagian yaitu : 1). Outdoor
Unit (ODU) terdiri dari antena, radio frequency transceiver (RFT), solid
state power amplifier (SSPA), low noise amplifier (LNA), power
supply, 2). Indoor Unit (IDU) terdiri dari modem dan multiplexer.
B. KOMPONEN
VSAT
1.
Hub Station
Hub Station berfungsi
untuk mengontrol seluruh operasi jaringan komunikasi. Pada hub station terdapat sebuah Server Network Management System (NMS) yang berfungsi untuk memberikan
akses pada operator jaringan untuk memonitor dan mengontrol sebuh jaringan
komunikasi melalui integrasi perangkat keras dan komponen - komponen perangkat
lunak. Operator jaringan dapat memonitor, memodifikasi dan mendownload informasi konfigurasi individual ke masing - masing
VSAT.

Gambar 2.1 Sistem Hub VSAT[7]
2.
Remote Station

Gambar 2.2 Komponen Remote VSAT[7]
Sebuah remote
VSAT memiliki komponen - komponen sebagai berikut :
2.1 Outdoor
Unit (ODU)
ODU terdiri
dari dua bagian yaitu : antena dan Radio
Frequency Transmitter (RFT).
2.1.1 Antena
Antena berfungsi untuk memancarkan dan menerima
gelombang radio RF. Antena yang dipakai dalam komunikasi VSAT yaitu
sebuah solid dish antenna yang memiliki bentuk parabola. Fungsi
antena pada komunikasi VSAT adalah sebagai berikut.
a.
Memancarkan gelombang radio RF dari stasiun bumi ke
satelit dengan frekuensinya antara 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz.
b.
Menerima gelombang radio RF dari satelit ke stasiun
bumi dengan frekuensinya antara 3,7 GHz sampai dengan 4,2 GHz.
Bagian antena terdiri atas reflektor, feedhorn, dan penyangga.
Ukuran piringan antena atau dish VSAT
berkisar antara 0,9 - 3,8 meter. Ukuran dish
sebanding dengan kemampuan antena untuk menguatkan sinyal.[7]

Gambar 2.3 Antena VSAT[7]
Feedhorn dipasang
pada frame antena pada titik fokusnya
dengan bantuan lengan penyangga. Feedhorn
mengarahkan tenaga yang ditransmisikan ke arah piringan antena atau
mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut. Feedhorn
terdiri atas sebuah larik komponen pasif microwave.
Pada prinsipnya suatu antena parabola
stasiun bumi memiliki beberapa persyaratan, antara lain :
1.
Mempunyai gain/penguatan,
2.
Mempunyai efesiensi yang tinggi,
3.
Mempunyai level side lobe yang
rendah,
4.
Mempunyai noise temperature yang relatif rendah,
5.
Mempunyai pengarahan antena yang akurat
dan mudah digerakkan.
2.1.2 Radio Frequency
Transmitter (RFT)
RFT dipasang
pada frame antena dan dihubungkan secara internal
ke feedhorn. RFT terdiri atas :
2.1.2.1
Low Noise Amplifiers (LNA)
LNA berfungsi memberikan penguatan terhadap
sinyal yang datang dari satelit melalui antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar (500 MHz). Lemahnya
sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA disebabkan oleh faktor berikut :
§ Jauhnya
letak satelit, sehingga mengalami redaman yang cukup besar disepanjang
lintasannya.
§ Keterbatasan
daya yang dipancarkan oleh satelit untuk mencakup wilayah yang luas.
2.1.2.2 Solid State Power Amplifier (SSPA)
SSPA
berfungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada jarak
yang jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar (transmit side) yang merupakan penguat
daya frekuensi sangat tinggi dalam orde Gega Hertz. Tujuan penggunaan SSPA
adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band frekuensi 5,925 GHz sampai
dengan 6,425 GHz dari Ground
Communication Equipment (GCE) pada suatu level tertentu yang jika digabungkan dengan gain antena akan menghasilkan daya pancar (EIRP) yang dikehendaki
ke satelit. Ada hal yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan penguat daya
frekuensi tinggi , diantaranya :
§ Besar daya
output yang dihasilkan
§ Lebar band
frekuensi yang harus dicakup
§ Pengaruh intermodulasi yang muncul
§ Input dan output
Back - off
2.1.3
Up / Down Converter
Perangkat
ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu sebagai up converter dan sebagai down converter.
a.
Up Converter
Berfungsi
untuk mengkonversi sinyal Intermediate frequency (IF) atau sinyal
frekuensi menengah dengan frekuensi center
sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF Up link (5,925
– 6,425 GHz). Up Converter digunakan
untuk melakukan pengaturan frekuensi agar bisa memancar tepat ke transponder
tertentu satelit. Jenis Up Converter yang
umumnya digunakan di stasiun bumi adalah Dual
Conversion.[5]
b.
Down
Converter
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF Down
link (3,7 MHz – 4,2 MHz) menjadi sinyal Intermediate
Frequency (IF) dengan frekuensi center
sebesar 70 MHz, memberikan penguatan sinyal IF, melakukan pengaturan frekuensi
agar bisa menangkap tepat ke transponder satelit tertentu. [5]
2.2 Indoor Unit (IDU)
Modem VSAT
merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai modulator dan demodulator.
Modulasi adalah proses penumpangan
sinyal informasi kedalam sinyal IF pembawa yang dihasilkan oleh synthesiser. Frekuensi IF besarnya mulai
dari 52 MHz sampai 88 MHz dengan frekuensi center
70 MHz. Sedangkan demodulasi adalah
proses memisahkan sinyal informasi digital dari sinyal IF dan meneruskannya ke
perangkat teresterial yang ada. Teknik Modulasi
yang dipakai dalam modem satelit yaitu modulasi
dengan sistem PSK ( Phase Shift
keying ).[7]

Gambar 2.4 Modem Satelit[7]
Fungsi dari modem sebagai modulator dan demodulator
yaitu :
a. Modulator
Modulator berfungsi
untuk mencampurkan sinyal informasi digital dari perangkat teresterial kedalam
sinyal IF 70 MHz yang dihasilkan dari dalam modem.[7]

Gambar 2.5 Diagaram
Blok Modulator[7]
Pada proses modulasi sinyal data masuk melalu port Interface kemudian diteruskan ke bagian Digital
to Analog Converter dan diubah menjadi sinyal analog I dan sinyal Q.
Sinyal I dan sinyal Q mempunyai amplitude
yang sama tetapi memiliki fase yang
berbeda. Sinyal I & Q diperkuat, difilter kemudian dicampur dengan sinyal
IF dari sinthesizer sehingga
dihasilkan sinyal IF termodulasi.
Sinyal IF kemudian dikuatkan dan diatur powernya
oleh bagian TX control dan kemudian
diteruskan ke port IF Output di bagian belakang modem.[7]
a.
Demodulator
Demodulator menerima
sinyal dari RFT dalam range frekuensi
IF dan melakukan demodulasi pada sinyal untuk memisahkan user traffic signal dari carrier.[7]

Gambar 2.6 Diagram Blok Demodulator[7]
Pada proses demodulasi, sinyal IF yang diterima di masukan
ke rangkain AGC. Rangkaian AGC ini berfungsi untuk mengatur kekuatan sinyal IF
yang akan didemodulasi. Rangkain AGC dikontrol oleh bagian A/D converter. Sinyal IF yang sudah
disesuaikan level-nya kemudian
dicampur dengan sinyal dari sintisiser
sehingga menghasilkan sinyal I dan sinyal Q. Kemudian sinyal ini dikuatkan dan difilter, setelah itu sinyal I & Q
masuk ke bagian A/ D converter
sehingga didapatkan sinyal data digital, kemudian sinyal data digital
diteruskan ke bagian interface dan
diteruskan ke port interface. Pemilihan
modem VSAT menentukan jenis teknologi VSAT yang digunakan. Sebuah modem
dispesifikasikan berdasar teknik akses, protokol-protokol
yang dapat ditangani, dan banyak interface
port yang dapat didukung
C. SATELIT
Satelit Geostasioner merupakan segmen angkasa pendukung layanan VSAT. Orbit ideal untuk satelit
komunikasi adalah geostasioner, atau yang relatif statis terhadap bumi. Satelit
yang digunakan untuk komunikasi hampir selalu berada pada orbit geostasioner
secara eksklusif, berlokasi sekitar 36.000 km di atas permukaan bumi. Oleh
karenanya disebut Satelit geostasioner karena satelit tersebut selalu berada di
tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya.

Gambar 2.7 Visual
Satelit Indonesia[7]
Sesuai dengan kesepakatan International Telecommunication Union (ITU), untuk menghindari
terjadinya interferensi, setiap satelit ditempatkan dengan jarak dua derajat
terpisah sehingga jumlah satelit maksimum yang dapat dioperasikan sebanyak 180
satelit. Bagaimana pun, dengan pandangan untuk memaksimalkan penggunaan slot orbital, penempatan satelit secara
bersama - sama dilakukan secara menyebar. Penempatan satelit secara bersama - sama
dipisahkan 0,1 derajat di angkasa atau hampir sekitar 30 km. Interferensi sinyal dari penempatan
satelit bersamaan dicegah dengan menggunakan polarisasi ortogonal.
Pada saat bersamaan perlengkapan stasiun bumi dapat
menerima sinyal dari dua lokasi satelit tanpa orientasi ulang dari antena.
Sinyal dapat di-diferensiasikan berdasarkan polarisasinya. Segmen angkasa tersedia dari organisasi yang telah mendapatkan
satelit, mengatur peluncuran, dan memimpin tes awal dalam orbit dan kemudian
mengoperasikan satelit-satelit ini secara komersial.
Tabel 2.1 Band
Frekuensi
pada Sistem Komunikasi Satelit[8]

Pada
komunikasi VSAT ada yang disebut up link
dan down link. Up link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari stasiun bumi ke
satelit. Down link adalah sinyal RF
yang dipancarkan dari satelit ke stasiun bumi .

Gambar 2.8 Up Link dan Down Link [7]
Di dunia Internasional, Ku-Band adalah band frekuensi
yang populer. Ku-Band dapat mendukung trafik dengan ukuran antena yang lebih kecil dibandingkan C-Band atau Ext-C-Band.
Tapi Ku-Band tidak tahan terhadap curah hujan tinggi sehingga tidak sesuai
untuk digunakan di daerah Asia Tenggara. Keunggulan dan
kekurangan masing-masing band frekuensi tersebut secara rinci adalah seperti
berikut :
Tabel 2.2 Keunggulan dan Kekurangan Masing - Masing
Band Frekuensi[7]

Pada intinya satelit menyediakan dua sumber daya, yaitu
bandwidth dan tenaga amplifikasi. Pada kebanyakan jaringan
VSAT, tenaga memiliki sumber daya yang lebih terbatas dibandingkan dengan bandwidth dalam transponder satelit.
D. ANTENA
GAIN ROLL - OFF, PENGUATAN, REDAMAN DAN IMPEDANSI KABEL COAXIAL
1.
Antena Gain Roll-Off
Antena gain roll-off adalah berkurangnya nilai
Gain antena sebagai akibat adanya
penyimpangan arah antena dari arah yang sebenarnya (boresight). Nilai Gain
Roll-Out dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
∆G = - 0,027 (b.f.d)2 .................................(2.1) [6]
Keterangan :
b = Besarnya Penyimpangan Sudut.
f = Frekuensi (GHz)
d = Diameter Antena (m). [6]

Gambar 2.9 Penyimpangan Sudut Antena dan Grafik
Antena
Gain
Roll - off vs Boresight
Angle[6]
2. Penguatan
/ Gain antena parabola
Besarnya
penguatan / gain antena parabola
dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :
G
= η (π.d/λ)2......................................(2.2)[6]
Keterangan
:
η
= Efisiensi Antena (50 % - 70 %)
d
= Diameter Antena (m)
λ
= Panjang Gelombang
Dari
rumus diatas didapat rumus di bawah ini :
G
(dBi) = 20.4 + 10 log η + 20 log f + 20 log d ...............(2.2) [6]
Keterangan
:
f
= Frekuensi dalam GHz
d
= Diameter Antena (m). [6]
3.
Redaman dan
Impedansi Kabel Coaxial
Kabel coaxial
merupakan kabel yang digunakan pada sistem transmisi di stasiun bumi, kabel ini
sangat cocok digunakan pada transmisi ini karena kemampuannya mentransmisikan
data yang mempunyai frekuensi tinggi. Kabel coaxial
mempunyai 2 buah konduktor, yaitu konduktor inner
dan konduktor outer. Sebagai contoh,
perhitungan redaman dan impedansi dengan diameter konduktor inner = 2a (mm)
dan diameter konduktor outer = 2b (mm) dengan f = Frekuensi .

Gambar 2.10 Struktur kabel coaxial [6]
Besarnya redaman (loss) kabel coaxial
adalah :

...........................
(2.3) [6]
Sedangkan besarnya impedansi adalah :
E. MPLIK (MOBIL PUSAT LAYANAN INTERNET
KECAMATAN)
MPLIK merupakan mobil pusat
layanan internet yang difungsikan untuk memberikan jasa layanan internet kepada
seluruh masyarakat dalam lingkup satu kecamatan,
untuk setiap kecamatan akan didistribusikan satu buah MPLIK oleh pemerintah.
Untuk di daerah Jawa Tengah sendiri salah satu perusahaan atau industri yang
diberikan kepercayaan untuk mengelola pembuatan MPLIK adalah PT.TUGASANDA
yang berada di Surabaya yang dibantu oleh PT.METRA sebagai staf ahli dalam
pemasangan dan instalasi VSAT MPLIK, di dalam MPLIK berisikan sebuah antena
VSAT 1,2 m, Modem HN 7740S, 6 buah notebook,
1 server, switch, UPS (Unit Power
Supply), DVD (digital video disc)
player, kursi, meja, TV (Televisi) LCD (Light Emiting Dioda)
dan Genset untuk menyediakan listrik
cadangan jika listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) mati.
Dengan adanya MPLIK diharapkan setiap
orang dapat menikmati fasilitas internet dengan biaya murah, terutama bagi
pelajar dengan adanya MPLIK ini di diharapkan akan membantu dalam proses
pembelajaran dan mengatasi kendala biaya operasional sekolah dalam memenuhi kebutuhan
dan peralatan komputer bagi para pelajar.
F. POINTING ANTENA
Pointing adalah proses pengarahan antena
stasiun bumi menuju posisi satelit sehingga didapat sinyal yang maksimum. Untuk
dapat melakukan pointing maka perlu adanya pengaturan sudut azimuth dan elevasi, sudut azimuth
adalah sudut yang menghasilkan dengan memutar sebuah sumbu yang tegak lurus
dengan bidang horizontal searah putaran jarum jam, dengan titik utara sejati
sebagai titik referensi (nol perhitungan).
Sedangkan sudut elevasi sudut yang dihasilkan dengan memutar sebuah
sumbu sejajar dengan bidang horizontal, dengan bidang horizontal sebagai titik
fererensi (nol perhitungan).
Rumus menentukan besar sudut azimuth (A) :
(A) = arc tan ((tan b/sin
c)).............................................(2.5)[2]
Keterangan :
A = azimuth ke arah satelit
b = longitude
stasiun bumi (SB) – longitude satelit
c = latitude stasiun bumi (SB)
Rumus
menentukansudut elevasi (E) :
(E) = arc
tan ((cos d – 0,151269)/(sin d))..........................(2.6)[2]
Keterangan
:
d = arc eos ( cos c – cos b )
E = sudut elevasi
b = latitude
stasiun bumi (SB) – longitude satelit
c = latitude
stasiun bumi (SB)

Gambar 2.11 Arah putaran sudut azimuth dan elevasi pada
antena.[3]
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada pelaksanaan PKL yang dilaksanakan pada tanggal 2 Juli
sampai 31 Juli 2012 di Hub PT.METRASAT Surabaya, Hub Surabaya sendiri berfungsi
untuk mengontrol jaringan VSAT agar berada dalam performasi yang maksimal,
selain memelihara jaringan VSAT Hub Surabaya juga berkerja sebagai penyedia jasa
layanan VSAT di daerah Surabaya dan sekitarnya. Pada tanggal 15 Juli sampai 25
Juli 2012 pelaksanaan PKL di Hub Surabaya dipindah tugaskan ke PT.TUGASANDA
Surabaya untuk membantu perakitan dan instalasi antena VSAT MPLIK (Mobil
Pusat Layanan Internet Kecamatan) berdiameter 1,2 m..
Karyawan dari PT.METRASAT di PT.TUGASANDA bertugas untuk
menguruss dan mengecek semua barang keperluan VSAT MPLIK seperti dish antena, feedhorn,
LNB (Low Noise Block), kabel koaksial,
modem dan penyangga antena, selain mengurus keperluan VSAT karyawan PT.METRASAT
memiliki tanggaung jawab untuk merakit dan melakukan instalasi antena VSAT
dengan modem HN 7740S agar dapat bekerja
dengan baik.
Sebelum melakukan pemasangan antena VSAT maka LNB dan feedhorn terlebih dahulu dirakit,
setelah selesai barulah melakukan pemasangan penyangga antena, kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan dish
parabola dan feedhorn serta LNB, jika
pemasangan antena VSAT selesai, dilanjutkan dengan proses instalasi dan
pengecekan modem yang dilanjutkan dengan proses pointing sebagai uji akhir untuk melihat fungsi dan kinerja antena
yang telah dibuat dapat bekerja dengan baik atau tidak.
Pada proses pointing
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti sudut kemiringan antena dan
pemasangan masing – masing kabel antara PC (Personal
Computer), modem dan antena VSAT, untuk melakukan pointing antena maka harus diketahui terlebihdahulu nilai dari
sudut elevation dan azimuth antena ke satelit Palapa D,
untuk mengetahui sudut elevation dan azimuth dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti menggunakan perangkat lunak, melalui situs internet, misalnya www.dishpointer.com
atau melalui menu instalation
pada modem dengan menggunakan commond
prompt. Jika sudut elevation dan azimuth sudah didapat maka proses pointing
dapat dilakukan dengan mengatur sudut elevation dengan menggunakan angle
level dan sudut azimuth dengan
menggunakan kompas sampai mencapai nilai SQF lebih dari 80.
Pada laporan praktikum kerja lapangan yang berjudul “INSTALASI
VSAT MPLIK” yang berisikan tentang proses pemasangan antena VSAT, instalasi
VSAT MPLIK dan pointing antena VSAT MPLIK
yang dilakukan untuk memastikan antena VSAT yang telah dibuat dapat berfungsi
dengan baik dan siap untuk digunakan. Data pada laporan ini diperoleh dengan
mengumpulkan data - data yang didapat dari praktik langsung di lapangan bersama
dengan karyawan PT.TUGASANDA, data tersebut diperoleh dengan cara bertanya
kepada karyawan PT.TUGASANDA, menfoto setiap kegiatan pemasangan dan instalasi
antena VSAT, dan membaca buku mengenai pointing
antena VSAT.
Untuk melakukan instalasi modem HN 7740S maka perlu
beberapa peralatan pendukung yaitu : 1 buah PC (Personal Computer)/ notebook
dilengkapi dengan ethernet LAN (Local Area Network), modem HN 7740S ,
kabel LAN / UTP (Unshielded
Twisted Pair), kabel RJ (Registered Jack) 45 dan kabel koaksial, serta tools lengkap untuk pointing antena seperti tang, kunci inggris dan
cutter. Untuk melakukan Instalasi
modem HN 7740S maka kabel RJ 45 pada PC/Notebook
harus tersambung ke modem pada LAN 1, kemudian dibagian bawah lubang LAN
terdapat lubang untuk Power Supply
sedangkan di bawah lubang Power Supply
pada modem terdapat lubang yang akan disambungkan ke LNB dengan menggunakan
kabel koaksial, selanjutnya pada lubang paling pawah modem terdapat lubang yang
akan disambungkan dengan BUC (Block Up Converter) dengan kabel koaksial.
Setelah semua kabel tersambung dengan benar seperti pada
gambar 3.1 maka proses selanjutnya adalah mengecek konektivitas antara modem
dengan notebook yang akan digunakan
untuk mengecek kualitas SQF.

Gambar 3.1 Instalsi Pada Modem HN
7740S[9]
Modem digunakan untuk mengubah sinyal
gelombang radio menjadi data. Pada sistem VSAT IP (Internet Protocol) data yang dikeluarkan bukan lagi raw data tetapi sudah dalam bentuk paket
data IP. Demikian pula sebaliknya, packet
data IP yang datang diubah oleh modem ke dalam bentuk gelombang
radio. Modem HN7740S yang termasuk jenis modem HN7000S Hughes,
merupakan modem dengan Voice over IP
(VoIP) yang dirancang untuk menyediakan kemampuan VoIP terpadu, serta kecepatan
akses tinggi untuk perusahaan besar, pemerintah, dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
Pada saat instalsi modem HN 7740S
pastikan semua kabel terpasang dengan benar, karena salah satu kesalahan yang
sering terjadi pada saat instalasi modem adalah pada pemasangan kabel koaksial
dan RJ 45, kesalahan ini bisa terjadi karena kabel tidak terpasang sesuai
dengan lubang kabel atau pada saat pemasangan konektor, ujung kabel koaksial
tidak terpasang sempurna atau kendor dan begitu juga pada konektor RJ 45, untuk
pemasangan konektor pada lubang LAN tidak
boleh dipasang pada LAN 2, karena pada modem HN 7740S sudah tersetting ke LAN 1,
kemudian salah satu alasan dipakainya modem HN 7740S berjenis Ku-Band
adalah karena Ku-Band memiliki kapasitas yang besar dengan uplink antara 14.000 sampai 14.500 GHz dengan downlink antara 10.950 sampai 11.700 GHz, selain itu Ku-Band
memiliki disk parabola yang relatif
lebih kecil yaitu antara 0,6 sampai 1,8 m. Untuk antena VSAT MPLIK di PT.TUGASANDA sendiri
memakai dish parabola berukuran 1,2
m.
Berikut ini merupakan cara atau
prosedur untuk melakukan konfigurasi HN 7740S untuk
melihat Antenna Pointing Values
dan SQF agar dapat melakukan proses pointing. Langkah pertama adalah dengan membuka command prompt > ketik run pada search programs and files
atau dengan menekan windows + R > Ketik cmd > ketik ping spasi
192.168.0.1 untuk melihat apakah modem
sudah terkoneksi atau belum ke notebook.

Gambar 3.2 Tampilan pada command prompt setelah menekan menu ping 192.168.0.1
Ping (Packet Internet Groper) merupakan sebuah
program yang digunakan untuk mengecek konektivitas jaringan berbasis IP, untuk
menjalankan program Ping maka diperlukan sebuah alamat host atau alamat IP tujuan.
Pada saat melakukan ping, maka komputer akan mengirimkan data ke alamat IP
tujuan sebesar 32 byttes dalam waktu 1 seconds.
Pada gambar 3.2 TTL (Time To Live)
menandakan berapa lama paket data yang dikirim bisa beredar atau berjalan di
dalam jaringan sehinnga network tidak
terbebani oleh data tersebut, dengan data 32 bytes, komputer akan mengirimkan 4
buah paket data dan jika komputer menerim kembali ke-4 buah paket data tersebut,
maka lost akan menunjukkan nilai 0 seperti pada gambar 3.2.
Setelah melakukan uji
konektivitas maka langkah selanjutnya adalah dengan mengetikkan telnet spasi
192.168.0.1 spasi 1953 pada command
prompt seperti pada gambar 3.3 dibawah ini.

Gambar 3.3 Tampilan Telnet
192.168.0.1 1953 Pada Command Prompt
Perintah telnet di atas bertujuan
agar PC atau notebook bisa
terkonfigurasi dengan modem HN 7740S
dengan alamat IP 192.168.0.1 pada port
1953, setelah menuliskan perintah seperti pada gambar 3.3 selanjutnya dengan
menekan tombol enter maka notebook akan masuk ke Main menu modem HN 7740S seperti pada
gambar di bawah ini.

Gambar 3.4 Tampilan Main Menu Modem HN 7740S
Pada tampilan awal Main menu akan memperlihatkan sekilas
mengenai jenis modem dan hakcipta dari pembuatan modem HN 7740S. Untuk masuk ke
dalam menu instalasi dapat dilakukan dengan menekan tombol “i” lalu tekan enter
tiga kali, maka akan tampil Main menu seperti
pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.5 Tampilan Menu Istalasi Pada Modem HN 7740S
Pada tampilan menu
istalasi pada modem HN 7740S seperti gambar 3.5 terlihat beberapa pilihan menu
instalasi seperti a). Antenna Pointing –
Receiver yang berisikan antena
pointing values dan assigned satelite
parameter, b). Antenna Pointing –
Tansmitter, automatic merupakan pilihan menu yang digunakan jika pointing transmitter pada antena dilakukan secara
autimatic, c). Antenna Pointing – Tansmitter,Manual digunakan jika pointing transmitter pada antena dilakukan secara manual, d). Force and Verify Test, e). ODU (Outdoor
unit) Connectivity Test digunakan
untuk mengecek konektivitas LNB dan BUC, z). Return to Main Menu merupakan perintah untuk mengembalikan ke menu
sebelumnya.
Pada paktik ini cukup menggunakan menu pilihan (a) antenna pointing -receiver untuk
melakukan pointing VSAT MPLIK, caranya
adalah dengan mengetikkan “a” kemudian menekan tombol enter maka akan tampil menu seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.6 Tampilan Menu Antenna Pointing – Receiver
Dari gambar
3.6 dapat diketahui nilai dari sudut elevation, sudut azimuth dan besar nilai SQF awal, dengan data tersebut barulah pointing
dapat dilakukan. Sebelum melakukan pointing
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar antena VSAT dapat bekerja dengan maksimal
yaitu :
- LOS (Line of Sight)
LOS merupakan syarat mutlak, dimana
posisi antena menghadap ke arah satelit harus bebas dari halangan, baik pohon,
bangunan, ataupun kemungkinan lalulalang kendaraan besar.
- Pondasi
Tempat dimana antena diletakkan juga
harus dipastikan datar dan tidak mudah goyah.
- Panjang Kabel
Panjang kabel antara perangkat modem
dan antena tidak boleh melebihi ketentuan yang ada pada spesifikasi kabel. Jika
lebih panjang, maka kualitas sinyal yang diterima di kedua sisi kabel akan
menurun, dan berpengaruh negatif pada komunikasi data.
- Temperatur ruangan
Temperatur ruangan yang bagus untuk
operasional perangkat modem VSAT adalah antara 18 – 24 derajat Celcius. Untuk
mencapai temperaturruang pada angka tersebut sebaiknya digunakan AC (Air conditioning).
- Suplai Listrik
Suplai listrik harus dijaga
kestabilan tegangannya, yaitu di angka 220 –230 VAC. Perangkat stavol (voltage stabilizer) dapat digunakan
untuk mencegah terjadinya spike atau
lonjakan tegangan.
- Grounding
Grounding diperlukan
untuk menyalurkan lonjakan arus yang terjadi akibat kerusakan pada perangkat
atau kabel, ataupun akibat petir. Dengan adanya grounding maka arus tinggi
tersebut dapat disalurkan ke bumi, sehingga tidak merusak perangkat-perangkat
lain yang saling terkoneksi.
Jika semua hal - hal diatas sudah terpenuhi barulah melakukan pointing,
untuk dapat
melakukan pointing maka nilai sudut azimuth,
elevasi dan SQF harus diketahui
terlebih dahulu seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Gambar 3.7 Tampilan Sudut Elevation, Azimuth dan Nilai SQF
Untuk dapat melaukan pointing
maka sudut elevation harus diketahui
terlebih dahulu acaranya adalah
dengan mengurangi nilai pada elevation angle in degres dengan 22,5
seperti pada gambar 3.7 jika diketahui
nilai elevation angle in degres 80,9 ’ maka : 80,9 – 22,5 ‘ =
60,4’ dibulatkan menjadi 60 ‘ (karena antena VSAT MPLIK type offset ), untuk sudut azimuth seperti pada gambar 3.7 yaitu 1.3 (nilai 1
merupakan arah UTARA (N) sedangkan 3 merupakan derajat kemiringan dari UTARA).
Untuk mendapatkan nilai SQF yang maksimal maka poros azimuth dan baut elevasition
harus mengarah ke satelit yang dituju yaitu 113 E Palapa D.
Untuk langkah pointing
yang pertama yaitu dengan mengatur sudut elevation atau sudut kemiringan antena VSAT berkisar antara 60’
menggunakan angle level dengan
menggeser sedikit sudut elavation ke
atas atau bawah sampai menemukan kualitas SQF terbaik, sebelum menggunakan angle level pastika angle level bekerja dengan baik, agar sudut elavation menunjukkan sudut yang sesuai maka angle level sebaiknya diletakkan di bagian bawah dish parabola karena jika angle level diletakkan di penyangga dish parabola, ada kemungkinan hasilnya
kurang teliti karena penyangga dish
parabola biasanya tidak tegak lurus dengan arah dish parabola.

Gambar 3.8 Mengatur Sudut Elevation dengan Angle Level
Pastikan nilai pada angle level mengarah ke sudut 60’
seperti pada gambar 3.8, sebelum melakukan pergeseran pada sudut elevasi pastikan poros elevasi tidak bergoyang dan tegak lurus
dengan disk parabola.

Gambar 3.9 Pengunci Azimuth
Setelah mencari sudut elevasi
selanjutnya mencari sudut azimuth dengan
mengendorkan pengunci azimuth seperi gambar 3.9, kemudian dilanjutkan dengan
menggeser sudut azimuth ke arah utara
lebih 3 derajat ( 113 E Palapa D ) sampai mendapatkan kualitas sinyal atau
nilai SQF lebih dari 75 dan jangan lupa untuk mengunci kembali pengunci azimuth.
Pada saat pointing
hal yang paling sulit dilakukan adalah mencari posisi sudut elevation dan azimuth untuk mendapatkan nilai SQF lebih dari 75, karena terkadang
walau sudut elevation dan azimuth sudah mengarah ke sudut yang
sesuai, nilai SQF yang didapat kurang dari 75 atau bahkan tidak berubah sama
sekali, itu terjadi dikarenaka beberapa faktor seperti posisi antena yang tidak
tegak lurus, kerusakan pada BUC/LNB, arah pancaran antena terhalang oleh pohon
atau gedung dan sebagainya, pemasangan kabel instalasi yang kurang bagus atau
patah.
Selain hal - hal di atas lamanya waktu pointing antena juga dikarenakan karena
kurangnya pengalaman dan ketelitian pada saat pengarahan antena. Jika pada saat
pointing nilai SQF lebih dari 75 seperti pada gambar 3.10 maka proses
selanjutnya adalah melakukan uji koneksi.

Gambar 3.10 SQF Menunjukkan Nilai 83
Setelah selesai pointing,
melakukan force ranging dan kembali ke menu utama pada console modem di laptop maka 5 lampu akan menyala semua ( LAN, Transmit, Receive, System dan Power
).
1)
LAN menyala menandakan modem terhubung pada komputer melalui kabel UTP/Ethernet LAN.
2)
Transmit menyala menandakan modem sudah siap mengirim data, indikator Fungsi Sat
out modem dan BUC di antena.
3)
Receive menyala menandakan modem siap
menerima data, indikator Fungsi Sat in
Modem dan LNB di antena.
4)
Sistem menyala menandakan bahwa modem
sudah teremote di Hub (NOC METRASAT),
dan sofware modem terdownload.
5)
Power menyala menandakan modem terhubung dengan daya listrik, indikator
fungsi adaptor modem.

Gambar 3.11 Lampu Indikator Pada Modem HN 7740S
Lampu indikator pada modem berfungsi memberikan tanda
bahwa modem telah berjalan sampai level yang ada pada indikator tersebut,
sehingga jika pada saat proses pointing lampu indikator pada modem tidak
menyala semua itu menandakan bahwa modem mengalami gangguan sesuai dengan nyala
lampu yang mati. Jika semua lampu pada modem menyala semua dan nilai SQF bagus
maka langkah selanjutnya adalah mengecek fungsi antena VSAT tersebut dengan
membuka situs atau web seperti facebook dsb, jika internet dapat digunakan
dengan lancar maka proses pointing
dikatakan sukses.

Gambar 3.12 Uji Antena VSAT
gan.. inbox filenya donk,, penting buat laporan praktik industri
BalasHapuskirim kesini ryanrezortz@gmail.com
Hapusgan kirim juga ya ke @hamzah7x@yahoo.com
BalasHapusplease pntng
kirim ke agung_warriors@yahoo.com
BalasHapusgan.....
BalasHapustolong kirim ke email sya dong gan..
untuk pedoman sya buat laporan
rickyandriansaputra5045@gmail.com
tolong bantu saya kak kirim filenya dong ke agusarthap@gmail.com
BalasHapusgambar2 di halaman ini koq nggak muncul ya...
BalasHapusBisa minta kirim file nya ga bang buat referensi? Kirim ke sini ya kacrutfighter@gmail.com
BalasHapusgan.....
BalasHapustolong kirim ke email sya dong gan..
untuk pedoman sya buat laporan
rianrafi311@gmail.com
Gann..
BalasHapusTolong kirim keemail rajessuganda05@gmail.com dong gan.. Untukbpedoman buat laporan praktek industri gan, terimaksaih
gan untuk alat alat dan material apa yg di butuh kan untuk intalasi vsat apa aja gan,untuk praktek , mhonnkirim email ke fikrirustina32@gmail.com
BalasHapusterima kasih banyak sebelumnya gan